Saturday, December 21, 2013

Perangkat Kerja Guru

Perangkatguruindonesia kali ini akan membahas tentang apa saja, yang diperlukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Seorang guru dalam melaksanakan tugas harus mempunyai perangkat kerja. Perangkat kerja guru tidak bisa dibuat sembarangan karena perangkat kerja guru diatur dalam undang-undang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, untuk kurikulum 2013 diatur oleh Permendiknas no.71 dan di perbaharui di Permendiknas. no. 81.
Perangkat kerja guru pada umumnya adalah :
1. Silabus
2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran)
3. Program semester
4. Program tahunan
5. Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) 
6. Analisis Penilaian
demikian kurang lebih perangkat kerja guru yang nota bene wajib dibuat, tetapi untuk kurikulum 2013 yang sudah ada buku guru, disitu sudah ada silabus dan perencanaan pengajaran, jadi mempermudah bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.
Bagaimana dengan matapelajaran lain yang belum ada buku guru dan buku siswa?...
Itulah yang menjadi permasalahan untuk kurikulum 2013 terutama SMK.

Tuesday, December 17, 2013

Perencanaan pembelajaran


Tahap  pertama  dalam  pembelajaran  menurut  standar  proses  yaitu perencanaan    pembelajaran    yang    diwujudkan    dengan    kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

1.   Hakikat RPP
Rencana  pelaksanaan  pembelajaran  adalah  rencana  pembelajaran yang  dikembangkan  secara  rinci  dari  suatu  materi  pokok  atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data  sekolah,  matapelajaran,  dan  kelas/semester;  (2)  materi  pokok;  (3) alokasi   waktu;   (4)   tujuan   pembelajaran,   KD   dan   indikator pencapaian    kompetensi;    (5)    materi    pembelajaran;    metode pembelajaran;  (6)  media,  alat  dan  sumber  belajar;  (6)  langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. Setiap  guru  di  setiap  satuan  pendidikan  berkewajiban  menyusun RPP  untuk  kelas  di  mana  guru  tersebut  mengajar  (guru  kelas)  di SD  dan  untuk  guru  matapelajaran  yang  diampunya  untuk  guru SMP/MTs,  SMA/MA,  dan  SMK/MAK.  Pengembangan  RPP  dapat dilakukan  pada  setiap  awal  semester  atau  awal  tahun  pelajaran, dengan  maksud  agar  RPP  telah  tersedia  terlebih  dahulu  dalam setiap  awal  pelaksanaan  pembelajaran.  Pengembangan  RPP  dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan  RPP   yang  dilakukan   oleh   guru   secara  mandiri dan/atau  secara  bersama-sama  melalui  musyawarah  guru  MATA pelajaran  (MGMP)  di  dalam  suatu  sekolah  tertentu  difasilitasi  dan disupervisi  kepala  sekolah  atau  guru  senior  yang  ditunjuk  oleh kepala sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui  MGMP  antarsekolah  atau  antarwilayah  dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

2.   Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Berbagai   prinsip   dalam   mengembangkan   atau   menyusun   RPP adalah sebagai berikut.
  • RPP  disusun  guru  sebagai  terjemahan  dari  ide  kurikulum  dan berdasarkan   silabus   yang   telah   dikembangkan   di   tingkat nasional   ke   dalam   bentuk   rancangan   proses   pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
  •        RPP   dikembangkan   guru   dengan   menyesuaikan   apa   yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan  baik  kemampuan  awal  peserta  didik,  minat,  motivasi  belajar, bakat,   potensi,   kemampuan   sosial,   emosi,   gaya   belajar, kebutuhan  khusus,  kecepatan  belajar,  latar  belakang  budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
  •           Mendorong partisipasi aktif peserta didik
  •        Sesuai  dengan  tujuan  Kurikulum  2013  untuk  menghasilkan peserta  didik  sebagai  manusia  yang  mandiri  dan  tak  berhenti belajar,  proses   pembelajaran   dalam   RPP   dirancang  dengan berpusat  pada  peserta  didik  untuk  mengembangkan  motivasi, minat,    rasa    ingin    tahu,    kreativitas,    inisiatif,    inspirasi, kemandirian,   semangat   belajar,   keterampilan   belajar   dan kebiasaan belajar.
  •       Mengembangkan budaya membaca dan menulis, Proses     pembelajaran      dalam      RPP dirancang     untuk mengembangkan  kegemaran  membaca,  pemahaman  beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
  •          Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
  •       PP   memuat   rancangan   program   pemberian   umpan   balik  positif,    penguatan,    pengayaan,    dan    remedi.    Pemberian pembelajaran   remedi   dilakukan   setiap   saat   setelah   suatu ulangan   atau   ujian    dilakukan,    hasilnya    dianalisis,   dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran   diberikan   sesuai   dengan   kelemahan   peserta didik.
  •      Keterkaitan dan keterpaduan. RPP    disusun    dengan    memperhatikan    keterkaitan    dan keterpaduan antara  KI  dan  KD,  materi pembelajaran,  kegiatan pembelajaran,   penilaian,   dan   sumber   belajar   dalam   satu keutuhan     pengalaman     belajar.     RPP     disusun     dengan mengakomodasikan  pembelajaran  tematik,  keterpaduan  lintas matapelajaran  untuk  sikap  dan  keterampilan,  dan  keragaman  budaya.
  •          Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
  •         RPP  disusun  dengan  mempertimbangkan  penerapan  teknologi informasi  dan  komunikasi  secara  terintegrasi,  sistematis,  dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sekilas info bagi guru guru yang mau artikel Teknik komputer dan jaringan bisa dilihat di www.infoanaktkj.blogspot,com


Thursday, December 12, 2013

Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung




Kurikulum  2013  mengembangkan  dua  modus  proses  pembelajaran yaitu  proses  pembelajaran  langsung  dan  proses  pembelajaran  tidak  langsung.  Proses  pembelajaran  langsung  adalah proses  pendidikan  di mana   peserta   didik   mengembangkan   pengetahuan,   kemampuan berpikir  dan  keterampilan  psikomotorik  melalui  interaksi  langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan  RPP berupa kegiatan-kegiatan    pembelajaran.    Dalam    pembelajaran    langsung tersebut   peserta   didik   melakukan   kegiatan   belajar   mengamati, menanya,  mengumpulkan  informasi, mengasosiasi  atau menganalisis, dan   mengkomunikasikan   apa   yang   sudah   ditemukannya   dalam kegiatan    analisis.    Proses    pembelajaran    langsung    menghasilkan pengetahuan  dan  keterampilan  langsung  atau  yang  disebut  dengan instructional effect.
Pembelajaran  tidak  langsung  adalah  proses  pendidikan  yang  terjadi selama  proses  pembelajaran  langsung  tetapi  tidak  dirancang  dalam  kegiatan  khusus.   Pembelajaran  tidak  langsung   berkenaan  dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang
nilai  dan  sikap  yang  dilakukan  dalam  proses  pembelajaran  langsung oleh  mata  pelajaran  tertentu,  pengembangan  sikap  sebagai  proses pengembangan   moral   dan   perilaku   dilakukan   oleh   seluruh   mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.  Oleh  karena  itu,  dalam  proses  pembelajaran  Kurikulum 2013,  semua  kegiatan  yang  terjadi  selama  belajar  di  sekolah  dan  di luar  dalam  kegiatan  kokurikuler  dan  ekstrakurikuler  terjadi  proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang  terkait dengan sikap.
Baik  pembelajaran  langsung  maupun  pembelajaran  tidak  langsung terjadi  secara  terintegrasi  dan  tidak  terpisah.  Pembelajaran  langsung berkenaan    dengan    pembelajaran    yang    menyangkut    KD    yang dikembangkan  dari  KI-3  dan  KI-4.  Keduanya,  dikembangkan  secara
bersamaan  dalam  suatu  proses  pembelajaran  dan  menjadi  wahana untuk  mengembangkan  KD  pada  KI-1  dan  KI-2.  Pembelajaran  tidak langsung  berkenaan  dengan  pembelajaran yang menyangkut  KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a.   mengamati;
b.   menanya;
c.   mengumpulkan informasi;
d.   mengasosiasi; dan
e.   mengkomunikasikan.

Tuesday, December 3, 2013

Pandangan Tentang Pembelajaran


Secara  prinsip,  kegiatan  pembelajaran  merupakan  proses  pendidikan yang    memberikan    kesempatan    kepada    peserta    didik    untuk mengembangkan  potensi  mereka  menjadi  kemampuan  yang  semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang   diperlukan   dirinya   untuk   hidup   dan   untuk   bermasyarakat, berbangsa,   serta    berkontribusi   pada   kesejahteraan   hidup   umat manusia.  Oleh  karena  itu,  kegiatan  pembelajaran  diarahkan  untuk memberdayakan  semua potensi   peserta   didik  menjadi   kompetensi yang diharapkan.
Lebih    lanjut,    strategi    pembelajaran    harus    diarahkan    untuk memfasilitasi   pencapaian   kompetensi   yang   telah   dirancang   dalam dokumen  kurikulum  agar  setiap  individu  mampu  menjadi  pebelajar mandiri  sepanjang  hayat.  dan  yang  pada  gilirannya  mereka  menjadi komponen  penting  untuk  mewujudkan  masyarakat  belajar.  Kualitas lain  yang   dikembangkan  kurikulum  dan  harus  terealisasikan  dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas,  kepemimpinan,  empati,  toleransi  dan  kecakapan  hidup peserta  didik  guna  membentuk  watak  serta  meningkatkan  peradaban dan martabat bangsa.
Untuk   mencapai   kualitas   yang   telah   dirancang   dalam   dokumen kurikulum,  kegiatan   pembelajaran  perlu  menggunakan  prinsip  yang:
  1. berpusat   pada   peserta   didik,  
  2. mengembangkan   kreativitas peserta didik,
  3. menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,
  4. bermuatan  nilai,  etika,  estetika,  logika,  dan  kinestetika,  dan 
  5. menyediakan  pengalaman  belajar  yang  beragam  melalui  penerapan berbagai   strategi   dan   metode   pembelajaran   yang   menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Di  dalam  pembelajaran,  peserta  didik  didorong  untuk  menemukan  sendiri   dan  mentransformasikan   informasi   kompleks,   mengecek  informasi   baru   dengan   yang   sudah   ada   dalam   ingatannya,   dan melakukan  pengembangan  menjadi  informasi  atau  kemampuan  yang sesuai  dengan  lingkungan  dan  jaman  tempat  dan  waktu  ia  hidup.  Kurikulum   2013  menganut   pandangan  dasar  bahwa   pengetahuan tidak  dapat   dipindahkan  begitu   saja   dari  guru   ke   peserta   didik.  Peserta  didik  adalah subjek  yang  memiliki  kemampuan  untuk  secara
aktif    mencari,    mengolah,    mengkonstruksi,    dan    menggunakan pengetahuan.   Untuk   itu   pembelajaran   harus   berkenaan   dengan kesempatan     yang     diberikan     kepada     peserta     didik untuk mengkonstruksi  pengetahuan  dalam  proses  kognitifnya.  Agar  benar-benar  memahami  dan  dapat  menerapkan  pengetahuan,  peserta  didik perlu  didorong   untuk   bekerja  memecahkan   masalah,   menemukan segala  sesuatu  untuk  dirinya,  dan  berupaya  keras  mewujudkan  ide- idenya.
Guru     memberikan     kemudahan     untuk     proses     ini,     dengan  mengembangkan  suasana  belajar  yang  memberi  kesempatan  peserta didik untuk menemukan, menerapkan  ide-ide mereka sendiri, menjadi  sadar  dan  secara  sadar  menggunakan  strategi  mereka  sendiri  untuk belajar.  Guru  mengembangkan  kesempatan  belajar  kepada  peserta didik   untuk   meniti   anak   tangga   yang   membawa   peserta   didik kepemahaman   yang   lebih   tinggi,   yang   semula   dilakukan   dengan bantuan  guru  tetapi  semakin  lama  semakin  mandiri.  Bagi  peserta didik,  pembelajaran  harus  bergeser  dari  “diberi  tahu”  menjadi  “aktif mencari tahu”.
Di  dalam  pembelajaran,  peserta  didik  mengkonstruksi  pengetahuan bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis,  berkembang  dari  sederhana  menuju  kompleks,  dari  ruang lingkup  dirinya  dan  di  sekitarnya  menuju  ruang  lingkup  yang  lebih
luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak.  Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta  didik telah, sedang, dan/atau akan mengalami   empat   tahap   perkembangan   intelektual,   yakni   sensori motor,  pra-operasional,  operasional  konkrit,  dan  operasional  formal. Secara  umum  jenjang  pertama  terjadi  sebelum  seseorang  memasuki usia   sekolah,   jejang   kedua   dan   ketiga   dimulai   ketika   seseorang menjadi  peserta didik di jenjang pendidikan dasar, sedangkan jenjang keempat dimulai sejak tahun kelima dan keenam sekolah dasar.
Proses  pembelajaran  terjadi  secara  internal  pada  diri  peserta  didik. Proses  tersebut  mungkin  saja  terjadi  akibat  dari  stimulus  luar  yang  diberikan  guru,  teman,  lingkungan.  Proses  tersebut  mungkin  pula terjadi  akibat  dari  stimulus  dalam  diri  peserta  didik  yang  terutama disebabkan  oleh  rasa  ingin  tahu.  Proses  pembelajaran  dapat  pula terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar  dan dalam. Dalam  proses pembelajaran,  guru  perlu  mengembangkan  kedua  stimulus  pada  diri
setiap peserta didik.
Di dalam pembelajaran, peserta  didik difasilitasi untuk  terlibat secara aktif   mengembangkan   potensi   dirinya   menjadi   kompetensi.   Guru menyediakan pengalaman belajar bagi  peserta didik untuk melakukan  berbagai   kegiatan   yang   memungkinkan   mereka   mengembangkan  potensi  yang  dimiliki  mereka  menjadi  kompetensi  yang  ditetapkan  dalam  dokumen  kurikulum  atau  lebih.  Pengalaman  belajar  tersebut semakin  lama  semakin  meningkat  menjadi  kebiasaan  belajar  mandiri dan ajeg sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat. Dalam   suatu  kegiatan   belajar  dapat   terjadi  pengembangan   sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang bervariasi. Setiap  kegiatan belajar memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda  dari kegiatan  belajar  lain  tergantung dari  sifat   muatan yang   dipelajari.   Meskipun   demikian,   pengetahuan   selalu   menjadi unsur penggerak untuk pengembangan kemampuan lain.

About